
Oke Pada kesempatan kali ini saya akan share sedikit tentang tata cara setting motor satria fu, pada dasarnya hanya ingin berbagi bagi para riders pemilik satria fu yang masih kurang puas dengan tenaga yang di hasilkan oleh si Fu,, di sini ada beberapa langkah yang bisa di coba..
- Langkah pertama yg paling gampang dan yang paling populer, ganti Pilot jet dengan ukuran 17.5, bisa pake punya shogun lama, ya kisaran harga di bawah 40 ribu. Klo mau lebih murah pake merek Kitaco harnganya kisaran 20 ribuan. tapi saya mengalami beberapa masalah saat mengganti Pj dari ukuran standar di antaranya yaitu Brebet, tapi tiak semua motor fu ketika ganti Pj berebet, ada juga yang makin enak.. tapi gak ada salahnya di coba, kalau misalkan mengatasi brebet lebih baik kembalikan ke ujuran standar. kalau punya daa lebih, lebih baik langsung Ganti karbu aja,kebanyaka temen saya menggunakan karbu milik RX King (karena murah, dan cocok dan bisa langsung pasang ke intake manifold dan filter udara standar), spuyer bisa coba PJ 20 MJ 135, setelan udara 1,5 putaran berlawanan arah jarum jam (plis note tiap motor bisa beda2), posisi klip jarum skep di ulir nomor 2 dari atas. Alternatif lain bisa juga pake punya NSR SP yakni Keihin PE 28 harga barunya 600 rbuan yang Thailand, usahakan beli karbu ini sambil bawa orang yang mengerti mesin, harga karbu ori Keihin PE 28 Harganya lumayan menguras kantong. Klo ganti karbu, sebaiknya juga pasang keran bensin model kompresor buat gantiin aslinya yang model vakum,tujuannya biar aliran bensin lancar.
- nah langkah kedua Lepas paking kepala silinder, ganti packing yang 1 lapis aja,jangan merusak packing bawaan pabrik, bawaan pabrik simpen aja buat kenang"n. langkah ini berarti menaikan rasio kompresi dari standarnya 10,2 menjadi sekitar 11,4. kalau berani dan ngerti mesin boleh di coba di bongkar sendiri, tapi yang lebih aman serahkan ke bengkel aja. Klo mau naikin kompresinya lebih tinggi lagi, paking blok bawah bisa dilepas dan ga usah pake paking, cukup pake lem paking aja (yang atas tetep pake 1 paking), trik ini sudah saya coba sendiri dan terbukti piston gak tabrakan dengan klep ataupun ada kebocoran oli.dan tenaganya pun naik beberapa persen.
- Porting lubang in & out. Lubang in dan out masing-masing di gedein diameternya 1 mm Yang ini juga harus ke bengkel. Beberapa bengkel top mematok harga 250rb hingga 550rb, tetapi kalau kita punya kenalan bengkel kecil tapi kualitas bagus mening ke bengkel kenalan aja, biasanya harga nya di bawah 300.
- majuin gigi TOP 1 mata, ini berarti majuin waktu buka tutup katub masuk dan buang. Kalo mau lebih advance lagi setingannya adalah klep masuknya dimajuin 1 mata trus buangnya dimundurin 1 mata…istilah teknisnya buat nyempitin LSA-nya (Lobe Separation Angle…buat optimalkan proses pembilasan di putaran tinggi…hehehe…bingung, bingung deh….), hasilnya juga mantap tapi kerenggangan klep harus dibikin lebih sempit (jadi in 0,07 mm dan out 0,1 mm) dari ukuran standarnya dengan cara mainin tebal shim-nya. Yang ini siy jelas mending ke bengkel aja deh…trus bengkelnya juga harus yang jago.
- lepas saringan udara (klo dah ganti karbu), yang dilepas hanya elemen saringan udaranya aja…itu tuh yang ada ada kertas saringanya. Sedangkan boknya masih terpasang dan tersambung ke karbu . Kalo masih tetap mau andalkan karbu standar maka saringan satndar masih dapat dipakai/dipasang tapi kertasnya di lubangi dibeberapa tempat, guntingin aja, palingan 3 lubang ukuran 0,5 x 4 cm (panjang x tinggi). Bisa dilakuin sendiri.
- potong kabel koil 2 cm (=ngurangin resistensi kabel sekitar 10%), Bisa dilakuin sendiri. Ingat masang kabelnya lagi harus bener2 kuat, caranya ditusukin dan diputar hingga ngedrat.
- ganti pake busi Iridium (saran yang agak murah pake merek Sindengen/SDG 30rb) hasilnya lumayan. Klo mau tetep pake busi standar juga gapapa, cuman atur lagi celahnya jadi 0,9 – 1 mm
- oli pake yang khusus motor (merek apa aja yang penting asli), trus pake yang 10/40.
- ganti knalpot free flow, saran yang murah dan cukup ampuh pake bikinan Edi Sawangan (yang pelat pernis cuman 250 rb), atau AHAU 400rb….atau SKR 375rb…yang jelas tampilan jadi lebih sangar bin bengis karena bahan knalpot dari pelat yang di pernis doing plus coklat-coklat kaya karatan …jauh dari kesan klimis yang sering ditimbulkan bila pake knalpot aluminium atau krom…hehehe…no offense ya buat yang pake knalpot mahal 2… )
- Posisi as roda pada penyetel kekencengan rantai diusahakan pada posisi sedepan mungkin, klo perlu potong 2 mata rantainya. Keuntungannya, jarak poros roda depan belakang makin pendek jadi motor lebih lincah bermanuver..khasiat lainnya buat mengurangi bunyi-bunyian dirantai karena rantai beradu dengan lengan ayun.
- Per kopling di ganjel kurang lebih 1 mm, bisa pake potongan per kopling (bisa pake punya motor apa aja asal diameter sama, harga palingan 15 ribuan), tapi mesti ditipisin pake gerinda dulu biar ga ketebelan. Langkah ini sebaiknya dibengkel aja deh. Trus di ujung kabel kopling yang di atas bak mesin, diujungnya dipakein per yang sering dipakai di rem teromol (harga 5 ribuan) untuk ngedorong tuas pengungkit kopling agar baliknya cepet. Hasilnya kopling jadi cepet baliknya dan motor langsung loncat begitu kopling dilepas….yang jelas kedua langkah ini bisa juga diganti dengan pasang per kopling racing (100 – 150 rb, tapi awas, beberapa pemakai per kopling racing mengeluh motornya cuman enak 3 bulan, abis itu per jadi lembek dan kurang nendang lagi….per kopling standar terutama yang CBU kayanya lebih durable dan dengan diganjel, kekerasannya akan setara dengan per racing). Tapi perhitungkan efek sampingnya yakni jari tangan kiri jadi pegel2 klo lewat jalan macet.
- Pulser digeser 1 ampe 2 mili…yang ini aku ga tau kenapa bisa bikim motor makin melesat, tapi aku praktekin hasilnya memang berasa kok. Suruh orang bengkel aja yang mundurin.
- Nah Untuk Langkah Ini perlu modal yang lumayan besar yaitu Ganti CDI setandar dengan CDI BRT type Hyperband dan Dualband.
Tak bisa dipungkiri, inilah salah satu merk CDI racing yang paling
populer di tanah air, tidak hanya di kalangan FU tapi juga di kalangan
motor lain. Reputasi CDI BRT sudah dikenal luas bahkan sampai ke negeri
seberang sana. Pilihan produk yang lengkap tersedia untuk semua jenis
kebutuhan dan tipe motor menjadi salah satu keunggulannya. CDI ini juga
dikenal bandel alias awet, mungkin karena insinyurnya, -pak Tommy Huang-
telah membenamkan fitur Automatic Low Voltage Protection (ALVP) yang
mampu melindungi CDI rancangannnya ini dari salah satu penyebab
terbanyak kerusakan CDI; aki tekor.
Nah, diantara berbagai pilihan CDI BRT yang tersedia dipasaran, yang
paling favorit diaplikasi di kalangan pengguna Satria FU adalah Tipe BRT
Hyperband dan BRT Dualband (pada pengembangan terbaru dikenal sebagai
BRT Powermax Series). Walau sudah sangat populer, namun dikalangan rider
pemula yang sedang berburu cdi racing, seringkali ada saja yang masih
belum mengerti, Apa sih bedanya tipe hyperband dan dualband ini? Clik Disini Untuk Mengetahui perbedaanya.
OKe semoga Bermanfaat Bagi Para Riders Satria Fu...